Wednesday, July 28, 2010

Cerita mengenai budaya memberikan "Encouragement"

Thursday, 15 July 2010
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.







Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “Dari Indonesia,” jawab saya.Dia pun tersenyum.

Budaya Menghukum

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. “Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini,”lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai.Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbedabeda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya. Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor. Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafikgrafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan. Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.

Ada semacam balas dendam dan kecurigaan. Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.” Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna),tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Melahirkan Kehebatan

Bisakah kita mencetak orangorang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti. (*)

RHENALD KASALI
Ketua Program MM UI
Selengkapnya...

Monday, July 19, 2010

10 Tips Menghentikan Kebiasaan Merokok

1. Mulailah dengan beberapa persiapan dengan memastikan bahwa Anda benar-benar ingin berhenti merokok dan memahami mengapa Anda merokok.

Apakah alasan-alasan ini cukup kuat untuk memotivasi Anda ketika Anda dihadapkan dengan situasi-situasi sulit?

Tuliskan alasan Anda untuk berhenti merokok. Anda mungkin ingin melihat beberapa manfaat berhenti merokok.

2. Tentukan sendiri tanggal untuk berhenti merokok. Coba dan memilih tanggal yang akan membuat Anda merasa bebas untuk berhenti merokok. Coba dan tentukan tanggal dalam waktu sekitar dua minggu setelah membaca ini.

3. Tanyakan kepada dokter Anda untuk meminta nasihat. Ini penting jika Anda memiliki masalah kesehatan atau prihatin mengenai masalah seperti kenaikan berat badan.







4. Pertimbangkanlah untuk menemukan kerabat/partner untuk diri Anda berhenti merokok, rekan kerja dan teman-teman adalah tempat yang baik untuk memulai. Tetapkan tanggal untuk berhenti bersama-sama dan Anda akan dapat saling memberikan dukungan lainnya.

5. Beritahu keluarga dan teman-teman tentang tujuan Anda. Meminta mereka untuk mendukung Anda sebelum Anda berhenti dan menjelaskan bahwa Anda tidak mungkin menjadi diri sendiri saat mengalami proses pemberhentian ini. Ketika Anda mencapai tanggal berhenti Anda akan sangat bergantung pada orang-orang yang telah paling mendorong dan memberikan dukungan kepada Anda.

6. Pikirkan tentang memulai program latihan dan rencana makan yang masuk akal. Sekali lagi berbicara dengan dokter atau ahli gizi. Latihan akan memberikan Anda lebih banyak energi dan membantu Anda untuk bersantai dan menghilangkan stress.

7. Anda harus tahu apa yang memicu keinginan Anda untuk rokok, seperti stres, akhir dari makan, minum di bar, dll. Hindari pemicu ini saat Anda mencoba berhenti atau kalau itu tidak mungkin, putuskan bagaimana Anda akan menghadapi pemicu-pemicu tersebut.

8. Tentukan apa yang akan Anda lakukan ketika Anda mengalami perasaan mengidam merokok. Caranya mungkin bisa seperti bernapas dalam-dalam, dengan berjalan kaki dan menjaga Anda tetap sibuk, ini akan membantu untuk mengalihkan pikiran Anda dari mengidam. Mungkin Anda dapat memikirkan cara-cara lain. Menuliskannya. Sekedar mengingatkan, perasaan mengidam ini hanya akan berlangsung selama 3-5 menit pada suatu waktu.

9. Jika Anda mencoba untuk berhenti sedini mungkin, Anda akan menemukan sebuah batu sandungan. Jika demikian, Anda perlu mempersenjatai diri dengan solusi untuk masalah ini mendatang. Dapatkan sendiri penyelesaian, atau bantuan untuk penghilang stress tersebut.

10. Jadilah positif dan percaya dirilah bahwa Anda bisa berhenti. Anda telah menghabiskan waktu dan perencanaan energi bagaimana Anda akan berhenti merokok. Percayalah Anda dapat dan Anda akan melakukannya jika Anda bertahan.

Banyak orang berhenti setiap hari di seluruh dunia. Anda dapat menjadi salah satu dari mereka.

Ditranslate dan dikutip dari http://www.quit-smoking-stop.com/how-to-quit-smoking-tips.html
Selengkapnya...

lanjutan cerita vice president citibank

Iseng cari profil beliau, ternyata beliau tidak hanya sukses di dunia tapi juga insyaAllah di akhirat yg dapat kita teladani seperti cuplikan kisah berikut bagaimana beliau menyayangi anak yatim baik yg normal maupun yg 'istimewa'. Dari kisah ini bisa kita ambil keterkaitan dengan artikel sebelumnya bagaimana Allah membawa beliau ke kedudukan puncak yg dihormati karena memuliakan manusia yg kurang beruntung.

http://www.kaunee.com/index.php?option=com_content&view=article&id=713:kedahsyatan-memelihara-anak-yatim&catid=103:majlis-al-kauny&Itemid=82

Kedahsyatan Memelihara Anak Yatim


Pembicara lainnya pada MaBIT kali ini adalah Bapak Houtman Zainal Arifin dan Bayu Gawtama. Dalam pengantarnya Pak Houtman mengungkapkan pentingnya perhatian dan kasih sayang dalam mendidik anak. “Saat ini banyak anak yang menjadi yatim (sebelum masanya) karena tidak mendapatkan kasih sayang dari orangtuanya,” ujar ex Vice President Citibank ini. Karena kasih sayangnya itulah, ia rela menjadi pemulung selama dua puluh tahun lebih.
Memulung? Ya, sejak 20-an tahun lalu, setiap jelang tengah malam beliau berkeliling Jakarta mendatangi hotel-hotel untuk mengumpulkan roti-roti sisa (yang oleh pihak hotel roti tersebut tak boleh lagi dihidangkan esok hari) lalu membawanya ke penampungan-penampungan dan yayasan-yayasan anak yatim yang tersebar di berbagai wilayah.







Lalu, adakah kesulitan dalam mengasuh anak yatim? “Kalau kita punya kemauan, tidak ada yang mustahil, inysa Allah,” jawabnya singkat saat ditanya mengenai kesuksesannya dalam membina ratusan—bahkan ribuan—anak yatim.
Dia mengisahkan, pada tahun 1984 lalu, Pak Houtman mengundang Muhammad Ali, sang petinju legendaris, bertandang ke rumahnya—dimana terdapat banyak anak yatim. Kala itu, Ali sedang ditimpa sakit parkinson: tidak dapat bergerak bebas dan tidak bisa mengendalikan tubuhnya saat berjalan layaknya orang sehat. Namun, saat berkunjung ke rumah beliau, Ali tampak sangat sehat. Ia melangkah, berlari-lari dan bermain dengan bebasnya bersama anak-anak yatim layaknya orang sehat. Bahkan ia naik turun tangga antara lantai bawah dan lantai atas sembari menggendong anak yatim layaknya seorang yang segar bugar.
Kisah lainnya, beliau pernah menemukan seorang bayi yang dibuang oleh ibunya. Punuknya memanjang hingga ke punggungnya. Kedua kakinya saling menyilang, demikian pula tangannya. Mungkin karena itulah sehingga orangtuanya membuangnya, hingga muka bayi tersebut sampai dikerumuni oleh semut.
Merasa iba melihat bayi tersebut, setelah melalui diskusi dengan anggota keluarganya, beliau membawa bayi itu ke rumahnya. Saat sampai di rumah, beliau merasakan ada sesuatu yang berbeda; rumah yang tadinya terlihat dan terasa sempit tiba-tiba menjadi lapang dan luas. Luar biasa! “Setelah kejadian itu, keajaiban demi keajaiban terus terjadi mengiringi kami,” kenangnya.
Namun, selang beberapa hari kemudian, bayi itu jatuh sakit. Beliau langsung membawanya ke rumah sakit di bilangan Pondok Indah. Entah karena kondisi bayi yang tak sempurna sehingga pihak rumah sakit menolaknya atau karena sebab lain, kendati kala itu beliau telah memperlihatkan segala bentuk kartu perbankan miliknya sebagai bukti kesungguhan dan kemampuannya untuk membayar seluruh tagihan perawatan.
Karena ditolak, beliau kemudian memacu mobilnya menuju sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Barat dengan harapan bayi itu segera mendapat pertolongan. Sesampainya di sana, ia disambut oleh suster penjaga. Selang beberapa menit kemudian, puluhan dokter berjejer sembari memperhatikan bayi mungil itu. “Mohon ditempatkan di ruang VIP. Saya tidak mau ‘anak saya’ menjadi tontonan orang banyak,” tegasnya kepada para dokter dengan menyebut bayi itu sebagai anaknya. Subhanallah!
Setiap hari beliau bolak balik antara rumah, kantor dan rumah sakit. Tak jarang beliau datang ke rumah sakit dengan pakaian kerja, jas dan dasi yang masih menggantung, karena sayangnya terhadap anak itu.
Waktu terus bergulir, menit demi menit, jam demi jam, dan hari demi hari, namun anak itu belum juga mengalami perubahan signifikan. Saat tenggelam dalam penantian akan kesembuhan “anaknya”, beliau tiba-tiba mendapat berita bahwa tantenya di Semarang meninggal dunia. Beliau langsung menuju bandara diantar oleh sopirnya.
Namun, sesaat sebelum naik pesawat, ia mendapat telpon dari rumah bahwa “anaknya” meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. “Tante di sana pasti ada yang ngurus. Anak ini siapa yang akan mengurusnya selain saya?!” Pak Houtman membatin. Beliau mengurung niatnya berangkat ke Semarang, demi untuk mengurus anaknya yang baru saja dipanggil oleh SWT.
Sesampai di rumah sakit, beliau langsung menuju ruang mayat. Subhanallah, di sana beliau mendapati bau yang sangat harum, belum pernah ia mencium bau yang sesejuk dan seharum itu. Bau harum istimewa itu tersebut terus menyertainya sepanjang jalan hingga sampai ke kuburan.
Setelah anak itu dimasukkan ke laing lahad, salah seorang teman, sebut saja namanya Sukanto, meminta izin kepada beliau untuk turun mendoakannya. “Karena saya menilai niatnya baik, maka saya tak dapat melarangnya,” ujarnya.
Namun, setelah puluhan menit Sukanto berdo’a, ia belum juga berdiri. Ia tak mau beranjak dari kuburan tersebut. Saat ditanyakan alasannya, Sukanto menjawab, “Saya melihat pemandangan yang indah sekali. Sebuah pemandangan yang tiada taranya,” jawabnya.
Setelah pemakaman usai saya berdiri mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang telah turut menyertai anak kami. “Satu hal yang sengaja saya tak lakukan adalah meminta maaf seperti yang lazim dilakukan banyak orang, karena saya yakin betul anak itu tak memiliki kesalahan apapun, sehingga saya tidak perlu memohon maaf,” tegasnya.
Kisah demi kisah terus mengalir dari lisan Pak Houtman, membuat para peserta MaBIT terharu, bahkan banyak di antara mereka yang meneteskan air mata. “Sayangilah anak-anak kalian. Jangan biarkan mereka yatim. Dunia ini sudah penuh dengan anak yatim,” tegasnya menutup kalimatnya sebelum tanya jawab.
Yatim Sebelum Masanya
Kini tibalah giliran Bayu Gawtama (Kang Bayu), pendiri School of Life dan Yayasan Sahabat Peduli. Kang Bayu menegaskan bahwa dirinya adalah potret anak yang yatim sebelum masanya. Ayahnya meninggalkan ibunya beserta kelima orang anaknya, termasuk Kang Bayu yang saat itu baru duduk di bangku Sekolah Dasar. Karenanya, ibu Kang Bayu harus berperan ganda, menjadi ibu sekaligus sebagai ayah. Ibunya rela bolak balik antara Tangerang (sebagai tempat menetapnya) dengan Jakarta (tempatnya mengajar privat dari rumah ke rumah) guna menghidupi anak-anaknya. “Setelah isya, kami berlima (abang dan ketiga adik saya, termasuk adik saya yang baru berumur satu setengah tahun) menuju terminal bis Tangerang untuk menunggu ibu pulang dari Jakarta. Ibu selalu kembali dari Jakarta ke Tangerang dengan menumpangi bis terakhir,” kenangnya.
Kondisi itulah yang membuat Kang Bayu gonta ganti profesi. Dia pernah menjadi tukang semir sepatu, tukang cuci piring di warung Padang, hingga menjadi kenek angkot. Semua itu ia lakukan guna membantu ibunya menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya.
Dan, kondisi itu pulalah yang membuatnya menjadi anak yang mandiri, dan terus berupaya untuk memberikan manfaat sebanyak mungkin kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Dia tahu betul bagaimana pahitnya menjadi anak yang ditinggal ayah. “Lebaran Bersama Anak Yatim” adalah salah satu programnya. Hal ini ia lakukan guna membuat anak-anak yatim tersenyum bahagia, suasana yang tidak pernah dirasakannya saat dirinya masih kecil kendati ayahnya masih hidup.
Selengkapnya...

Thursday, July 15, 2010

Dari OB sampai menjadi Vice President Citibank

Sebuah pelajaran yang sangat berharga dari salah seorang pria sukses di Indonesia.
Ini seri pertama, InsyaAllah ada seri-2 nya

BUAH DARI BELAJAR & MEMBANTU

Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.

Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak Houtman. Berikut kisah inspirasinya:








Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.

Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya.

Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.

Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua” begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.

19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang .

Sahabat, begitulah dahsyatnya orang-orang yang HAUS ILMU dan SUKA MEMBANTU, maka Maha benarlah apa yang difirmankan Allah SWT :

“ Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “ (Qs.Al-Mujaadilah : 11)


Penulis : Mas Rangga Cili
Dikutip dari berita internal
Selengkapnya...

Thursday, July 08, 2010

Manfaat Senyuman

1. Senyum membuat kamu lebih menarik
Orang yg banyak tersenyum memiliki daya tarik. Orang yang suka tersenyum membuat perasaan orang disekitarnya nyaman dan senang. Orang yang selalu merengut, cemburut, mengerutkan kening, dan menyeringai membuat orang-orang disekeliling tidak nyaman. Dipastikan orang yang banyak tersenyum memiliki banyak teman.

2. Senyum mengubah perasaan
Jika kamu sedang sedih, cobalah tersenyum. Senyuman akan membuat perasaan menjadi lebih baik. Menurut penelitian, senyum bisa memperdayai tubuh sehingga perasaan berubah.

3. Senyum menular







Ketika seseorang tersenyum, ia akan membuat suasana menjadi lebih riang. Orang disekitar kamu pasti akan ikut tersenyum dan merasa lebih bahagia

4. Senyum menghilangkan stres
Stres bisa terlihat di wajah. Senyuman bisa menghilangkan mimik lelah, bosan, dan sedih. Ketika kamu stres, ambil waktu untuk tersenyum. Senyuman akan mengurangi stres dan membuat pikiran lebih jernih.

5. Senyum meningkatkan imunitas
Senyum membuat sistem imun bekerja lebih baik. Fungsi imun tubuh bekerja maksimal saat seseorang merasa rileks. Menurut penelitian, flu dan batuk bisa hilang dengan senyum. (apa iya ?)

6. Senyum menurunkan tekanan darah
Tidak percaya? Coba kamu mencatat tekanan darah saat kamu tidak tersenyum dan catat lagi tekanan darah saat kamu tersenyum saat diperiksa. Tekanan darah saat kamu tersenyum pasti lebih rendah.

7. Senyum melepas endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin
Senyum ibarat obat alami. Senyum bisa menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin. Ketiganya adalah hormon yang bisa mengendalikan rasa sakit.

8. Senyum membuat awet muda
Senyuman menggerakkan banyak otot. Akibatnya otot wajah terlatih sehingga kamu tidak perlu melakukan face lift. Dijamin dengan banyak tersenyum kamu akan terlihat lebih awet muda.

9. Senyum membuat Anda kelihatan sukses
Orang yg tersenyum terlihat lebih percaya diri,terkenal, dan bisa diandalkan. Pasang senyum saat rapat atau bertemu dengan klien. Pasti kolega kamu akan melihat kamu lebih baik.

10. Senyum membuat orang berpikir positif
Coba lakukan ini : pikirkan hal buruk sambil tersenyum. Pasti susah. Penyebabnya, ketika kamu tersenyum, tubuh mengirim sinyal "hidup adalah baik". Sehingga saat tersenyum, tubuh menerimanya sebagai anugerah

Dikutip dari berita internal suatu instansi
Selengkapnya...

Liem Tiang Gwan - AHLI RADAR EROPA ASLI DARI SEMARANG




Anda yang pernah atau berkali-kali mendarat di Bandara Heathrow, London, Inggris?
Barangkali tidak mengetahui bahwa radar (radio detection and ranging) yang digunakan untuk memantau dan memandu naik-turunnya pesawat dirancang oleh putra Indonesia kelahiran Semarang.Selain itu, banyak negara di Eropa serta militer menggunakan jasanya untuk merancang radar pertahanan yang pas bagi negaranya.
Itulah Liem Tiang-Gwan, yang selama puluhan tahun bergelut dan malang melintang dalam dunia antena, radar, dan kontrol lalu lintas udara. Maka, bagi mereka yang biasa berkecimpung dalam dunia itu, pasti tidak asing dengan pria kelahiran Semarang, 20 Juni 1930, ini. Namanya sudah mendunia dalam bidang radar, antena, dan berbagai seluk-beluk sistem gelombang





elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak, dan membuat peta benda-benda, seperti pesawat, kendaraan bermotor, dan informasi cuaca.
Meskipun sudah bekerja dan mendapatkan posisi yang lumayan, Liem muda masih berkeinginan untuk kembali ke Tanah Air. Ia masih ingin mengabdikan diri di Tanah Air. Maka, tahun 1963 ia memutuskan keluar dari tempatnya bekerja di Stuttgart dan kembali ke Indonesia. Apa pun yang terjadi, saya harus pulang, ujarnya mengenang.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

DR. Azhari Sastranegara - AHLI BENTURAN DARI MAJENE




Fujisawa-shi, Kanagawa, Jepang.

Doctor of engineering dari Tokyo Institute of Technology, Jepang, itu bergabung dengan produsen bearing dan komponen otomotif tersebut sejak April 2005. Awalnya ia berkarier sebagai research engineer di NSK Research and Development Center. Tema penelitian saya cukup beragam, berkisar pada analisis struktur dan bahan terhadap benturan, ujar Azhari.
Salah satu riset pria kelahiran Majene, Sulawesi Barat, itu adalah tentang desain kemudi kendaraan yang aman. Dalam penelitian itu, tugasnya melakukan perhitungan apakah rancangan kemudi yang diajukan oleh bagian desain sudah memenuhi syarat keamanan ketika terjadi tabrakan. Dari aneka penelitian itu, Azhari dan timnya di NSK menghasilkan enam paten yang kini terdaftar di Japan Patent Office.
NSK ternyata juga bukan tempat kerja pertamanya. Sebelumnya, Azhari yang meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul Effect of Transverse Impact on Energy Absorption of Column, sempat menjadi asisten dosen di Tokyo Institute of Technology. Di kampus itu pula Azhari merampungkan pendidikan dari S-1 sampai S-3 (Ph.D).







Dia belajar di kampus itu setelah lulus dari SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, pada 1994. Modalnya: beasiswa Mitsui Bussan Indonesia Scholarship, Pada program S-3 (Ph.D), ia kembali mendapatkan beasiswa kali ini dari Moritani Scholarship dan Tsuji Asia Scholarship.
Setelah memperoleh gelar doktor/Ph.D, Azhari sempat ingin kembali ke Tanah Air. Namun, ia tak mendapatkan tempat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya. Untuk ikut memajukan Indonesia, ia punya cara lain.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Johny Setiawan, Ph.D - PENEMU PLANET PERTAMA DAN BINTANG MUDA




Johny Setiawan membuat mata dunia tercengang dengan penemuan planet pertama yang mengelilingi bintang baru TW Hydrae.
PENEMUAN itu sangat spektakuler karena dari 270 planet di luar tata surya yang telah ditemukan astronom dalam 12 tahun terakhir, tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.
Johny yang memimpin tim peneliti di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Heidelberg, Jerman itu menemukan planet pertama yang disebut TW Hydrae b dan bintang baru TW Hydrae dengan menggunakan teleskop spektrograf F EROS sepanjang 2,2 meter di La Silla Observatory, Chile.
Dengan penemuan tim yang dipimpin Johny tersebut, peneliti dapat membuat kesimpulan penting tentang waktu pembentukan planet.Sejumlah pertanyaan pelik yang selama ini dihadapi peneliti, seperti bagaimana dan di mana sistem planet terbentuk?






Bagaimana arsitektur planet? Seberapa lama proses pembentukannya? Bagaimana posisi planet-planet seperti bumi di Galaksi Bima Sakti? Akan segera terjawab. Johny menyadari pentingnya penemuannya tersebut.
Secara khusus saya bekerja di sejumlah proyek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry). Di sini saya menyeleksi dan mengamati karakteristik bintangbintang untuk program pencarian planet, ungkapnya. Sejak 2003, Johny memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla. Ini merupakan penemuan paling luar biasa dan spektakuler dalam studi planet-planet di luar tata surya. Untuk pertama kali, kita telah menemukan langsung bahwa planet-planet terbentuk dalam lingkaran cakram. Penemuan TW Hydrae b membuka jalan untuk mengaitkan evaluasi lingkaran cakram dengan proses pembentukan dan migrasi planet, papar Thomas Henning, direktur Planet and Star Formation Department di MPIA.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Sonja dan Shanti Sungkono: SI KEMBAR PENAKLUK BERLIN




Penampilan mereka memukau publik musisi klasik, dari Eropa hingga Amerika. Diganjar berbagai penghargaan internasional bergengsi. Kepiawaian jari-jari mereka menari di atas tuts pianolah yang dikagumi penikmat musik klasik, baik di Jerman maupun di kota-kota besar lain di mancanegara. Prestasi





mereka pun patut dibanggakan. Mereka meraih Jerry Coppola Prize dalam lomba duet piano di Miami, Amerika Serikat, pada 1999. Dua tahun berturutturut, 2001 dan 2002, mereka menyabet Prize Winners Juergen Sellheim Foundation di Hannover, Jerman. Lalu pada 2002 menjadi juara ketiga Torneo Internazionale di Musica di Italia. Terakhir, mereka menggondol Prize Winners pada National Piano Duo Competition di Saarbrucken, Jerman, pada 2003. Album pertama mereka, Works for Two Pianos, dirilis pada 2002. Dua tahun berselang, Sonja-Shanti menelurkan album kedua bertajuk 20th Century Piano Duets Collection. Kedua album berformat CD itu di bawah label NCA Jerman. Peredaran album kedua lebih luas dari yang pertama. Selain di Jerman, album tersebut beredar di Prancis, Italia, Austria, Swedia, Jepang, dan Amerika. Kedua album itu juga mendapat apresiasi yang cukup antusias dari sejumlah media musik klasik di Eropa. Selain itu, kedua album tersebut masuk arsip Perpustakaan Musik Naxos produser musik klasik dunia yang menyimpan sekitar 36 ribu album.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Dr Warsito P. Taruno : AKU PULANG, AKU BERJUANG, AKU MENANG




Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology.

Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air.
Robot itu bernama Sona CT x001. robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta.
Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.
Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito.







ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu melihat tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya).

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Prof Dr. Khoirul Anwar : TERINSPIRASI KISAH FIRAUN




Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang.

Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya.
Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.
Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.
Dunia memujinya.







Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.
Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). Itu mustahil dilakukan, begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.
Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi balsam terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah, kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu.
Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok. Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil. Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Muhammad Arief Budiman : MERAH-PUTIH DI SAINT LOUIS




Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat...
Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri itu, seorang lelaki Jawa berwajah "dagadu" sebab senyum tak pernah lepas dari bibirnya kerap terlihat sedang salat.
Anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.
Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutuhan pangan dunia.
Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman. American Association for Cancer Research.







Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa "membeli" kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, "Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia," ujarnya.

Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Prof Nelson Tansu, PhD - Pakar Teknologi Nano




(Prof Nelson: Tengah)

Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano.
Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.
Penemuan-penemuanny a bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.






Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. "Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan? " "Tidak. Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia," katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.
Jawaban Nelson mengharukan. Nelson adalah aset kita.


Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

March Boedihardjo



(March Bodihardjo: Tengah)






HONG KONG ¨C Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU).
March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun(dari 2007).
Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika, kisahnya.
March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu.
Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik.
Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.


Dikutip dari milis C14 teknik informatika ITS
Selengkapnya...

Subscribe Now: google

Add to Google Reader or Homepage