Tuesday, October 04, 2011

5 Tips agar lebih Percaya Diri

Kupersembahan untuk mu sahabat muda PNS yang akan menggantikan/penerusku.

Sering kita rasakan bila berhadapan dengan orang yang kita pandang lebih tinggi kedudukannya atau jabatannya, akan terasa ada sesuatu yang janggal, baik itu dari prilaku Pejabat yang merasakan tinggi dan merendahkan lawan bicaranya, atau dari prilaku kita sendiri yang merendah dan meninggikan lawan bicara kita.

Kejadian seperti ini sudah lumrah di negara kita, dan mungkin menjadi suatu tabiat atau karakter bangsa ini. Padahal menurut fikiran saya, prilaku seperti ini akan mempunyai dampak negatif untuk kemajuan bangsa itu sendiri.

Disini, saya tidak ingin mencari sebuah perbandingan antar prilaku bangsa, hanya sekedar renungan atau tela'ahan. Coba sekali-kali kita lihat sebuah negara yang begitu maju, bagaimana mereka menempatkan dirinya sebagai manusia yang bersosialisasi; baik itu di lingkungan pergaulannya atau pada sebuah institusi. Terlihat mereka dapat menempatkan mana kehormatan dan mana harga diri, sehingga terasa "duduk sama rendah, berdiri sama tinggi". Tak terlihat adanya "Faham Fir'aun" (Firaunisme). Inikah yang menjadi salah satu syarat mereka mejadi maju?.





Di bawah ini ada beberapa Tips, Saran atau Pedoman untuk membangun Rasa Percaya Diri pada diri kita.

1. BERUSAHALAH DUDUK DI DEPAN
Kita tentu mengalami bahwa dalam pertemuan-pertemuan, maka kursi-kursi yang di belakang cepat penuh? Itu disebabkan, karena kebanyakan orang tidak ingin "Mencolok". Mereka ingin "Jangan Kelihatan". Dan yang menyebabkan demikian itu ialah : Rasa Percaya pada Diri Sendiri.

Duduk di depan membangun rasa percaya pada diri sendiri. Mulai sekarang, berusahalah duduk sedepan mungkin. Memang kita makin kelihatan di depan, akan tetapi ingatlah, bahwa tak mengapa kita dilihat, demi sukses kita.

2. BERUSAHALAH MEMANDANG WAJAH ORANG
Cara orang menggunakan matanya, bisa ditafsirkan dengan berbagai macam tafsiran.

Secara naluriah kita akan bertanya-tanya mengapa orang tak mau memandang mata kita. Apa ada yang disembunyikan? Apa ada yang ditakuti? Apa ia akan membohongi saya? Apakah ada yang ia ingin tutup-tutupi?

Biasanya, kegagalan untuk mengatakan "Kontak Mata" ada artinya. Bisa berarti : Saya merasa lemah disamping anda. Saya merasa kurang dari anda. Saya takut kepada anda.

Atau memalingkan pandangan dari orang lain bisa ditafsirkan sebagai : Saya ada salah. Saya telah melakukan atau Saya telah berfikir sesuatu yang sebaiknya anda tak mengetahuinya. Saya takut, kalau saya memandang mata anda, maka anda akan mengetahui rahasia saya.

Tak ada baiknya untuk menghindari pandangan orang lain. Karena maknanya : Saya takut, saya tak ada kepercayaan. Kalahkan rasa takut ini dengan secara sengaja memandang mata orang lain.

Memandang mata orang berarti : Saya jujur. Saya percaya tentang apa yang saya akan katakan kepada anda. Saya tidak takut. Saya percaya.

Usahakan supaya mata kita bekerja untuk kita. Tunjukkan pandangan kita langsung ke arah mata orang lain. Ini tak saja memberi kepercayaan kepada kita. Sikap itu membuat orang percaya kepada kita.

3. JALANLAH 25 PERSEN LEBIH CEPAT
Para ahli psikologi menganggap sikap jalan yang kurang tetap sebagai tanda orang itu tidak mempunyai sikap yang enak terhadap diri sendiri, terhadap pekerjaannya dan orang-orang disekitarnya. Ahli-ahli psikologi itupun menyatakan bahwa dengan merubah cara jalannya, maka sikap jiwanyapun akan berubah. Maka dari itu, mereka menganjurkan kita mempercepat jalan kita.

Laksanakan teknik "Jalan 25 persen lebih cepat" untuk membangun rasa percaya pada diri sendiri. Bersikaplah tegak, tegakkanlah kepala kita, dan jalanlah sedikit lebih cepat dari orang lain, maka kita akan merasakan bahwa kepercayaan pada diri kita akan bertambah. Cobalah dan nikmati hasilnya.

4. ANGKAT BICARALAH
Dalam bekerja dengan kelompok-kelompok manusia, besar-kecil, maka dapat kita lihat beberapa orang tak berhasil dalam melakukan diskusi. Bukan karena mereka itu tiada bahan atau kurang cakap. Soalnya, mereka kurang percaya.

Mereka itu berpendapat : "Pendapat saya ini mungkin tak ada gunanya. Jika saya mengemukakan pendapat saya, mungkin saya akan kelihatan bodoh. Saya akan diam saja. Dan lagi, orang-orang lain mempunyai pendapat yang lebih baik. Saya tak ingin mereka mengetahui betapa sedikit pengetahuan saya".

Makin tak berbicara, makin merasa tidak mampu, dan makin tak percaya diri sendiri. Biasanya kita mengatakan : "Akan berbicara lain kali saja".

Perlu dicatat : Tiap kali tidak angkat bicara, maka kitapun makin tidak percaya pada diri sendiri.

Dan sebaliknya, makin kita berani angkat bicara, semakin berani angkat bicara, maka makin besar kepercayaan kita pada diri sendiri, dan makin mudah kita angkat bicara dilain waktu.

Angkat bicaralah. Ini adalah suatu Vitamin yang membangun semangat.
Gunakan pembangunan-pembangunan kepercayaan ini. Biasakanlah angkat bicara dalam setiap pertemuan yang kita kunjungi, secara sukarela, demikian pula di pertemuan-pertemuan lainnya. Jangan ada kecuali. Berilah komentar, berilah saran-saran. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan. Dan jangan jadi pembicara terakhir.

Kita Jangan bingung, kalau-kalau ada kesan bahwa kita kurang lancar, dan kikuk. Itu tidak mungkin, karena disamping ada orang-orang yang tidak setuju, pasti ada yang setuju dengan pendapat kita.

Jangan bertanya : "Apakah saya bisa berbicara?".
Sebaliknya, berusahalah supaya mendapat perhatian dari Ketua Sidang atau Pertemuan, dan berbicaralah...

5. SENYUMLAH LEBAR-LEBAR
Kebanyakan orang telah mendengar bahwa senyum memberi kepercayaan kepada yang tersenyum itu. Mereka tahu bahwa senyum adalah obat mujarab untuk menyembuhkan rasa kurang percaya.

Akan tetapi banyak yang belum benar-benar percaya akan kenyataan ini, karena mereka tak pernah tersenyum, kalau mereka takut.

Marilah kita coba. Yakni mencoba merasa dikalahkan dan sekaligus tersenyum. Tak mungkin bisa. Senyum lebar-lebar memberikan rasa percaya pada diri sendiri. Senyum lebar mengalahkan dan mengusir rasa takut, mengenyahkan kegelisahan.

INGAT : Senyum yang sungguh-sungguh lebih dari hanya menyembuhkan perasaan sakit. Senyum yang sungguh-sungguh segera meluluhkan perlawanan dari orang lain. Orang sukar dan mustahil bisa marah, kalau kita memberinya senyum lebar dan sungguh-sungguh.


Harapan dan harapan semoga saja bacaan ini dapat membangun rasa percaya diri yang berdampak pada kinerja kita, namun dirasakan tulisan ini tidak harus selalu dibenarkan...

Tulisan ini tidak lepas dari Pustaka.

Sumber : tulisan dari kawan di salah satu instansi pemerintah.

No comments:

Post a Comment

Subscribe Now: google

Add to Google Reader or Homepage